HPT merupakan pakan dasar (pokok), karena merupakan komponen utama dari ransum ternak. Hijauan pakan ternak dapat merupakan jenis tanaman lokal (native), maupun yang diintroduksi (eksotik). Produktivitas jenis introduksi hampir selalu lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lokal, sehingga banyak dikembangkan sebagai sumber hijauan. Dari kelompok leguminosa jenis Stylosanthes guianensis yang termasuk kedalam legum merambat sangat disukai ternak kambing dan memiliki kualitas nutrisi yang baik, karena kandungan proteinnya tinggi dan mudah dicerna. Tanaman pakan tersebut diatas dapat dikembangkan diareal kebun rumput dan digunakan dengan cara potong-angkut (cut and carry system), atau ditanam diareal pengembalaan (grazing system), atau kombinasi keduanya.
Dari jenis leguminosa pohon beberapa yang cocok untuk ternak kambing antara lain Gliricidia sepium (sengon), Leucaeca leucochepala (lamtoro), Calliandra callothyrsus (Kaliandra) dan Indigofera sp. Jenis legumoinosa pohon biasanya tidak digunakan sebagai pakan dasar, namun lebih sering sebagai pakan suplemen untuk memnuhi kebutuhan protein. Jenis leguminosa pohon sangat baik sebagai sumber pakan pada musim kering saat mana ketersediaan jenis rumput dapat menurun dengan tajam. Biasanya ternak kambing membutuhkan waktu adaptasi selama 1-2 minggu untuk dapat mengkonsumsi leguminosa pohon dalam jumlah normal, kecuali jenis lamtoro. Apabila produksi leguminosa pohon cukup besar, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan, maka hijauan ini dapat digunakan sebagai pakan dasar.
Efisiensi pemanfaatan hijauan pakan dengan pola ini akan sangat ditentukan oleh faktor kualitas dan jumlah hijauan yang dialokasikan. Kualitas hijauan pakan merupakan fungsi dari umur tanaman dan rasio daun/batang. Semakin tua umur tanaman, maka semakin rendah kualitas gizinya akibat kandungan protein yang menurun, kandungan serat meningkat dan kecernaan menurun. Semakin tinggi rasio daun/batang, maka kualitas gizi semakin tinggi, karena konsentrasi nutrisi dan kecernaan fraksi daun cenderung lebih tinggi dibandingkan fraksi batang. Kontaminasi atau tercampurnya jenis hijauan lain yang tidak disukai ternak dapat pula menurunkan potensi konsumsi gizi dari total hijauan yang diberikan. Oleh karena itu, seleksi atau pemilihan serta pemilahan berdasarkan umur tanaman dan rasio daun/batang sangat penting dilakukan secara ketat. Rasio daun/batang secaqra praktis dapat dilakukan dengan mudah saat melakukan pemotongan hijauan pakan dan hal ini akan memberikan dampak positif yang nyata bagi produktifitas kambing.
